Previous Next

User Rating: 0 / 5

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive

Perpustakaan Universitas Muria Kudus (UMK) melaksanakan proses reakreditasi dengan menghadirkan dua asesor lapangan, Dra. Adriati, S.IP, dan Mery Rosmala, S.Sos., untuk melakukan verifikasi, validasi, dan klarifikasi data pada Laporan Evaluasi Diri (LED). Proses ini merupakan langkah lanjutan setelah sebelumnya Perpustakaan UMK berhasil meraih akreditasi A.

Ketua Pengurus Yayasan Pembina Universitas Muria Kudus (YPUMK), Tono Martono, S.H., menyampaikan apresiasi kepada tim pengelola perpustakaan atas kerja keras mereka. "Untuk mencapai standar akreditasi tidaklah mudah. Dibutuhkan kerja keras, kolaborasi, dan komitmen dari seluruh pihak. Kami memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada tim perpustakaan Universitas Muria Kudus atas dedikasi mereka dalam mempersiapkan proses ini," ujar Tono dalam sambutannya saat menerima tim asesor.

Rektor UMK, Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si., juga menegaskan bahwa proses akreditasi ini merupakan bentuk komitmen Universitas Muria Kudus dalam menjaga mutu layanan akademik. "Akreditasi ini bukan hanya penilaian, tetapi juga langkah strategis untuk meningkatkan kualitas dan daya saing UMK di tingkat nasional maupun internasional," jelasnya.

Kepala Perpustakaan UMK, Hayu Mariana Sulistiawati, S.E., menyatakan optimismenya bahwa Perpustakaan UMK dapat meraih predikat "A". "Reakreditasi ini adalah bentuk tanggung jawab kami untuk terus meningkatkan mutu. Kami berharap dukungan penuh dari seluruh sivitas akademika, karena perpustakaan adalah milik kita bersama. Semoga perpustakaan kita semakin relevan, inovatif, dan mampu memenuhi kebutuhan pengguna di era digital ini," harap Hayu.

Dalam pandangan asesor lapangan, Dra. Adriati, S.IP, dan Mery Rosmala, S.Sos., perpustakaan tetap menjadi investasi penting meski kini informasi semakin mudah diakses secara digital. "Informasi di internet belum tentu valid. Perpustakaan tetap memiliki peran strategis sebagai sumber informasi yang terpercaya," ungkap Dra. Adriati.

Proses reakreditasi ini diharapkan semakin memperkuat peran Perpustakaan UMK dalam mendukung pembelajaran dan penelitian, serta memberikan layanan yang relevan di era digital.

Previous Next

User Rating: 0 / 5

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive

Universitas Muria Kudus (UMK) mencatat sejarah baru dengan hadirnya dua guru besar pertama dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), yaitu Prof. Dr. Drs. Achmad Hilal Madjdi, M.Pd., dan Prof. Dr. Sri Utaminingsih, S.Pd., M.Pd. Pengukuhan keduanya menjadi momen bersejarah sekaligus kebanggaan tersendiri bagi UMK.

Rektor UMK, Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si., menyatakan rasa bangganya atas capaian ini. "Secara kelembagaan, kami bangga karena akhirnya UMK memiliki guru besar untuk pertama kalinya. Setelah ini, akan menyusul dua guru besar lainnya yang masih menunggu diterimanya surat keputusan (SK) dari kementerian," ungkapnya.

Sebagai upaya mendukung pengembangan karir akademik dosen, UMK telah membentuk bagian khusus untuk pengurusan jabatan fungsional serta Unit Pelaksana Teknis (UPT) Layanan Pengembangan Karir Sumber Daya Manusia (SDM). Selain itu, pada akhir 2023, UMK juga membentuk tim percepatan guru besar yang fokus membantu dosen dalam melengkapi persyaratan menuju jenjang guru besar.

“Kami berharap jumlah guru besar di UMK terus bertambah. Dari 252 dosen yang ada, sebanyak 52 bergelar doktor, sementara 57 lainnya sedang menempuh pendidikan S2. Selain itu, ada 86 pengajuan lektor kepala yang nantinya bisa menjadi jenjang menuju guru besar,” jelas Rektor.

Prof. Darsono menambahkan, kehadiran guru besar memiliki nilai strategis, terutama dalam peningkatan skor akreditasi, pengembangan profesi, serta sebagai syarat pembentukan program pascasarjana.

Perjalanan Menuju Guru Besar

Prof. Dr. Drs. Achmad Hilal Madjdi, M.Pd., yang mendapatkan gelar guru besar, mengungkapkan rasa syukurnya atas dukungan UMK selama proses tersebut. Ia berbagi pengalaman bagaimana ia menghadapi perubahan aturan selama perjalanannya, termasuk masa transisi dari pengumpulan artikel manual menuju digitalisasi.

Salah satu artikel penelitiannya membahas tentang pembelajaran bahasa Inggris melalui pembuatan log catatan dokumen oleh mahasiswa. “Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang membuat log catatan dokumen dengan bimbingan dosen lebih mudah mempelajari bahasa Inggris karena catatan mereka menjadi lebih terstruktur,” jelasnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Sri Utaminingsih, S.Pd., M.Pd., juga menyampaikan rasa syukurnya. Ia mengakui perjuangannya selama empat tahun menuju gelar guru besar tidaklah mudah, terutama dengan padatnya jadwal mengajar.

“Saya sangat berterima kasih kepada kampus yang telah membantu memfasilitasi sehingga keinginan ini terwujud. Semoga pencapaian ini menjadi motivasi bagi dosen muda untuk mengikuti jejak serupa,” ujar Prof. Sri Utaminingsih, yang mendalami bidang manajemen kepemimpinan pembelajaran inovatif.

Pengukuhan dua guru besar ini diharapkan menjadi titik awal bagi UMK untuk terus mendorong peningkatan kualitas akademik dan profesionalisme di lingkungan universitas.

Previous Next

User Rating: 0 / 5

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive

Kepala Perpustakaan Universitas Muria Kudus (UMK), Hayu Mariana Sulistiawati, S.E., bersama tim pustakawan melaksanakan studi tiru ke Institut Français Indonesia (IFI) Yogyakarta dan Café Prancis Universitas Islam Indonesia (UII). Kegiatan ini bertujuan untuk memperluas wawasan dalam pengelolaan perpustakaan dan pengembangan layanan kreatif berbasis komunitas.

Inspirasi dari IFI Yogyakarta: Layanan Digital dan Literasi Multibahasa

Dalam kunjungan ke IFI Yogyakarta, tim perpustakaan UMK belajar tentang pengelolaan perpustakaan yang modern dan multibahasa. IFI dikenal memiliki koleksi pustaka yang berfokus pada budaya Prancis, termasuk buku, film, dan sumber digital yang didukung oleh layanan berbasis teknologi.

“Kami sangat terinspirasi oleh pendekatan IFI dalam mengintegrasikan literasi multibahasa dan teknologi digital. Hal ini bisa menjadi model untuk meningkatkan layanan di Perpustakaan UMK, khususnya dalam menghadirkan pengalaman yang mendukung pengembangan globalisasi mahasiswa,” ujar Hayu Mariana.

Selain itu, IFI juga memberikan wawasan tentang program-program kreatif seperti diskusi buku, kelas bahasa, dan acara budaya yang mampu menarik minat pengguna dari berbagai latar belakang.

Café Prancis UII: Konsep Kreatif Perpustakaan sebagai Ruang Sosial

Studi tiru dilanjutkan ke Café Prancis Universitas Islam Indonesia (UII). Café Prancis dikenal sebagai ruang perpustakaan kreatif yang menggabungkan fungsi edukasi, budaya, dan hiburan dalam suasana yang nyaman dan inklusif.

“Café Prancis UII menunjukkan bahwa perpustakaan bisa menjadi lebih dari sekadar ruang belajar. Dengan suasana yang santai dan ramah, perpustakaan bisa menjadi tempat bertemunya ide-ide kreatif sekaligus ruang kolaborasi yang mendorong produktivitas mahasiswa,” ungkap salah satu pustakawan UMK.

Dalam kunjungan ini, tim UMK mendapatkan gambaran tentang desain ruang yang atraktif, pemanfaatan teknologi untuk katalog interaktif, serta layanan berbasis komunitas yang dapat meningkatkan engagement mahasiswa dengan perpustakaan.

Implementasi di Perpustakaan UMK

Kepala Perpustakaan UMK menyampaikan bahwa hasil studi tiru ini akan menjadi masukan penting dalam pengembangan perpustakaan ke depan. “Kami berencana untuk mengadopsi beberapa konsep inovatif yang relevan dengan kebutuhan sivitas akademika UMK, seperti penambahan koleksi multibahasa, penguatan program literasi budaya, hingga pengembangan ruang belajar kreatif,” jelas Hayu.

Studi tiru ini merupakan bagian dari komitmen Perpustakaan UMK untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan. Diharapkan, dengan mengadopsi konsep-konsep inspiratif dari IFI dan Café Prancis, Perpustakaan UMK dapat menjadi pusat literasi yang relevan, inovatif, dan mendukung kebutuhan era digital.

Previous Next

User Rating: 0 / 5

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive

Perpustakaan Universitas Muria Kudus (UMK) sukses menggelar Seminar Nasional bertajuk “Optimizing Excellent Library Services in Z Generation”. Acara yang berlangsung di Ruang Seminar Lantai 4 Gedung Rektorat UMK ini menghadirkan diskusi mendalam tentang pengembangan layanan perpustakaan yang relevan dengan kebutuhan generasi Z.

Seminar ini menghadirkan dua pembicara ternama, yakni Dr. Hendi Pratama, seorang motivator pendidikan, konten kreator, dan dosen Universitas Negeri Semarang (Unnes), serta Dr. Wiji Suwarno, praktisi senior perpustakaan dan pustakawan Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga.

Lebih dari 100 peserta yang terdiri dari pustakawan, mahasiswa, dosen, dan pemerhati dunia perpustakaan dari berbagai daerah mengikuti acara ini. Dalam sambutannya, Rektor UMK, Prof. Darsono, menekankan pentingnya inovasi perpustakaan agar tetap relevan dan inklusif.

“Generasi Z adalah generasi yang tumbuh bersama teknologi. Perpustakaan tidak hanya harus menyediakan koleksi buku fisik, tetapi juga layanan digital yang mendukung gaya belajar mereka,” ujar Prof. Darsono.

Dr. Wiji Suwarno menyoroti pergeseran dari layanan perpustakaan konvensional ke digital. Ia menegaskan perlunya integrasi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) untuk memberikan layanan yang personal dan efisien.

“Digital menjadi standar dalam setiap aktivitas, sedangkan konvensional adalah pendukungnya. Oleh karena itu, perpustakaan harus mengintegrasikan teknologi AI, menjalin kolaborasi dengan komunitas serta influencer Gen Z, dan meningkatkan edukasi literasi digital,” jelasnya.

Sementara itu, Dr. Hendi Pratama menekankan pentingnya inovasi layanan perpustakaan untuk menarik minat generasi muda.

“Perpustakaan bukanlah tentang gedung. Perpustakaan adalah lumbung pengetahuan yang lebih abadi dari umur manusia itu sendiri,” ujar Hendi dengan penuh semangat.

Seminar ini diharapkan mampu menginspirasi pengelola perpustakaan di Indonesia untuk terus beradaptasi dan berinovasi demi menghadirkan layanan yang interaktif, inklusif, dan relevan bagi generasi Z.

Previous Next

User Rating: 0 / 5

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive

Pada acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun ajaran 2024/2025, Plt. Kepala Perpustakaan Universitas Muria Kudus (UMK), Ibu Hayu Mariana S.E., memberikan sesi khusus mengenai pengenalan perpustakaan kepada mahasiswa baru. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan berbagai layanan, fasilitas, serta manfaat perpustakaan sebagai pusat pembelajaran selama mahasiswa menempuh studi di UMK.

Dalam paparannya, Ibu Hayu Mariana menjelaskan bahwa perpustakaan UMK memiliki koleksi buku fisik yang lengkap, akses ke jurnal dan literatur digital, serta layanan literasi informasi yang mendukung kegiatan akademik. "Kami ingin mahasiswa baru memahami bahwa perpustakaan adalah pusat sumber daya belajar yang dapat membantu mereka dalam mengerjakan tugas, penelitian, dan memperluas pengetahuan," ujarnya.

Beliau juga memaparkan fitur-fitur layanan digital perpustakaan yang bisa diakses secara online, seperti e-library dan database akademik internasional. Mahasiswa diajak untuk aktif memanfaatkan fasilitas ini agar bisa mengoptimalkan proses pembelajaran mereka, baik di dalam maupun di luar kampus. Selain itu, berbagai program seperti diskusi buku, seminar literasi, dan layanan konsultasi akademik juga diperkenalkan sebagai bagian dari upaya perpustakaan dalam mendukung perkembangan akademik mahasiswa.

Sesi pengenalan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa baru merasa lebih akrab dengan perpustakaan dan termotivasi untuk memanfaatkan layanan yang tersedia selama masa studi mereka di UMK. Dengan demikian, mahasiswa dapat lebih mudah menemukan referensi yang diperlukan serta meningkatkan kualitas akademik melalui berbagai program perpustakaan.

Page 1 of 13